Hari itu cuaca sedang tidak bersahabat, hari begitu gelap dan hujan rintik-rintik. Seorang gadis dengan menggunakan celana jeans dan kaos tangan panjang berwarna abu-abu pergi dengan tergesa-gesa. Rambutnya yang kerinting dan panjang basah karena hujan.
“Aku harus cepat,
nanti dosen tua itu marah..” gumam tiara sambil melihat jam tangannya.
Tiara baru tiba
di gerbang kampus itu, dia bertemu dengan Rangga. Rangga adalah cowok idaman
semua wanita yang ada di kampus itu, termasuk cowok idaman Tiara.
”Hmm.. andai saja
dia pacarku... ’ gumam tiara dalam hatinya. Tiba-tiba rangga melambaikan
tangan. Itu membuat Tiara merasa berbunga-bunga. Tiara membalas lambaian tangan
itu. Rangga berjalan menuju Tiara, jantung tiara berdetak sangat cepat dia
sangat gugup. Rangga berjalan makin dekat ke arah Tiara...
”Aduh.. bagaiman
ini? Apa yang harus aku lakukan?” kata Tiara di dalam hatinya.
Namun, Tiara
harus kecewa karena Rangga hanya melewati dia saja. Ternyata lambaian tangan
itu bukan untuk Tiara melainkan untuk Rena, sabahat karib rangga sejak kecil.
Dengan perasaan yang kesal, Tiara pergi ke kelasnya, dia langsung duduk
dikursi. Melati, sahabatnya menghampiri Tiara.
” Hei.. pagi-pagi
kok udah cemberut? Ada apa?” kata Melati kepada sahabatnya yang sedang kesal
itu.
”Ah.. nanti saja
ceritanya, aku sedang sebel.. sebel.. sebel.....”. Kata Tiara
” Pasti ini
gara-gara Rangga, ya kan? ” tanya Melati.
Dan Tiara
menganggukkan kepalanya.
” Ya ampun
Tiara... sampai kapan sih kamu mengharapkan Rangga. Hei kamu seharusnya sadar siapa kamu dan siapa
dia. Sekarang kamu harus bangun dari mimpimu, lebih baik kamu cari cowok yang
lain saja. Memangnya cuma dia cowok di dunia ini?. ”
”Tapi... ” belum
sempat Tiara menaggapai perkataan Melati, Pak Tono, dosen yang mengajar di
kelas itu sudah masuk.
Tiara hanya
menjawabnya dalam hati ” tapi tidak bolehkah aku bermimpi untuk bisa lebih
dekat dengan Rangga, walaupun hanya sebentar. Aku tidak akan meminta lebih dari
itu. Tuhan, bisakah kau mewujudkan harapan terakhirku ini?” kata
Tiara.
” Selamat
Pagi.... ” Kata pak Tono membuka pelajaran pada pagi hari itu.
*****
Setelah
perkuliahan selesai, Tiara berencana untuk meminjam buku diperpustakaan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
dosen kepada dia. Namun cuaca sangat tidak mendukung. Diluar hujan masih begitu
lebat, dan tiara tidak membawa payung.. Tapi Tiara harus segera pergi ke
perpustakaan sebelum perpustakaan itu tutup. Tidak ada pilihan lain
kecuali nekat melawan hujan itu. Dia berlari menuju perpustakaan. Namun karena
jarak perpustakaan sangat jauh, dia berhenti dulu sejenak di bawah pohon di
seberang kantin. Tapi dia tidak bisa berlama-lama menunggu hujan reda di sana.
Tiba-tiba...
” Hei kau... ”
kata rangga memamngil tiara dari belakang.
Tiara langsung
menoleh, dan betapa terkejutnya dia saat tahu bahwa itu adalah rangga yang
terlihat juga kebasahan sama seperti Tiara. Tiara tidak mampu berkata apa-apa
lagi. Dia bingung harus berkata apa, dia tidak percaya bahwa dia dan Rangga
hanya berdua saja di bwah pohon yang diiringi hujan,
”Kamu tiara kan?”
tanya rangga.
Tiara hanya
mengagguk saja.
”Lebih baik aku
pergi saja... aku sangat gugup saat bersama denganya disini” kata Tiara dalam
hati. Tiara hendak berlari meninggalakan rangga sendiri di bawah pohon itu.
Belum sempat Tiara berlari, Rangga berkata ” Hei mau kemana kau? sekarang hujan
masih sanagat lebat.”
” Ak.. aku harus
cepat pergi ke perpustakaan sebelum perpustakaannya tutup.” kata Tiara dengan
terbata-bata.
”Hmm.. kalo
begitu, kita pergi bersama saja. Kebetulan kita pergi ke arah yang sama.” Kata
rangga. Tiara hanya bisa mengangguk dan terpanah akan kata-kata Rangga. Rangga
melepasi jaket yang dipakai untuk menutupi kepla dia dan Tiara.
” Hitungan ke
tiga kita lari....” kata rangga
”1.... 2......
3..... lariii.........” kata mereka serentak.
Selama tiara
berlari, jantung Tiara berdetak sangat cepat. Dia sangat bahagia karena bisa
berdua dengan Rangga. Dan mereka pun sampai di depan perpustakaan.
” terima kasih
ya...” ucap Tiara kepada Rangga.
” Tidak
masalah... Mmm aku pergi dulu
ya.. See you.”
Kata rangga.
Rangga langusng pergi meningglakan Tiara. Jantung tira seperti mau peacah
karena derdetak dengan keras dari tadi. Tiara langsung masuk ke perpustakaan dengan hati yang berbunga-bunga.
*****
Keesokan Harinya
Tiara sedang
meminum cappucino di kantin. Sama seperti kemarin, hari itu hujannya begitu lebat. Tiara melihat sebuah
payung di dekat pintu. Kemudian dia berkata kepada bibi penjangga kantin iitu ”
Bi, itu payung siapa bolehkah aku mmeinjamnya? Soalnya hari ini aku lupa
membawa payung.”Itu punya rangga.. dia meninggalkannya kemarin disini. Anak itu
aneh... bawa payung tapi dia lebih suka berhujan-hujanan.”
” Jadi dia
kemarin....... ” kata Tiara
” Iya....... saat
melihatmu sedang berteduh di bawah pohon itu, dia bilang pada bibi.. kalo
payung itu untuk bibi saja. Dan langsung berlari kehujanan menghampirimu.Dasar
bocah gendeng...” Kata Bibi kantin itu. Tiara seperti tidak percaya mendengar
hal itu.
” Jadi kamu jadi
ndak minjem payungnya? Atau
sekalian kamu kemblikan aja payungnya sam rangga? ” Kata bibi.
Tiara langsung
menjawab ” Iya.. bi aku akan mengembalikannya”.
Tiara langsung
mengambil payung itu, dan berlari mencari rangga padahal saat itu masih hujan
sangat deras,
” Hei.. kenapa
apyungnya tidak dipakai?” tanya Bibi.
” Tidak apa-apa
bi... ” Jawab tiara
” dasa
bocah-bocah zaman sekarang... benar-benar sudah eddan... karena cinta” kata
Bibi kantin itu.
Setelah mencari
rangga kemana-mana, akhirnya Tiara menemukan rangga yang ada di aula serba
guna. Dia langsung menghampiri rangga dengan baju yang basah.
”Rangga..... ”
panggil Tiara. Rangga langsung menoleh.
” Tiara? Ada apa?
Kenapa kamu basah seperti ini?” tanya Rangga kepada Tiara.
” Ini... payunmu..
” Kata Tiara. Sambil mengembalikan payung itu kepada rangga.
” Mmm.. jadi kamu
sudah tahu ya...” kata Rangga dengan malu-malu.
” Terima kasih
banyak ya... aku pulang dulu.. ” Kata Tiara sambil tersenyum bahagia. Tiara
pergi meninggalakan Rangga.
” Hei Tiara...
besok di kantin jam 1 siang ya...” Kata Rangga.
Tiara langsung
menoleh ke arah rangga dan berkata ” Baiklah... ”. Tiara Pergi dengan hati yang
berbunga-bunga.
****
Keesokan harinya.
Rangga sudah
menunggu di kantin, hari ini dia berencana untuk mengungkapkan perasannya
kepada Tiara. Dia berencan untuk mengajak Tiara pergi jalan-jalan. Setelah lama
menunggu, terlihat dari kejauhan melalui jendela kantin Tiara dengan rambut
diurai dan mengenakan baju kaos berwarna putih berjalan menuju kantin itu.
Rangga sangat gugup. Dari kejauahn Tiara melambaikan tangan kepada rangga.
Ranggapun membalas lambaian tangan Tiara. Tiara pun merasa sangat bahagia,
sampai samapi dia tidak lagi menghiraukan sekelilingnya. Rangga terus melihat
ke arah Tiara.
Saat Tiara hendak
menyebrang, ada mobil dengan kelajuan tinggi datang dari arah kanan.
Tanpa bisa
menghindar lagi DARRRRR...... mobil itu menabrak Tiara. Tiara terjatuh
berlumuran darah di kepalanya. Rangga terkejut melihat Tiara. Dia langsung
berlari menuju tempat Tiara.
” Tiara..... ”
teriak rangga.
Semua orang
berlari menuju TKP, Rangga sangat syok melihat keadaan tiara. Dia mendekati
tiara.
” Tiara.. tiara
bangun tiara... ” kata rangga.
” Rangga... ”
Kata tiara setenga sadar.
” Terima kasih
rangga, beberapa hari ini kau telah membuat hidupku bahagia.. terima kasih...”
kata Tiara
” Ssstt.. jangan
dulu banyak bicara.. simpan dulu tenagamu.. Ambulans sebentar lagi akan
datang... jadi bersabarlah..” kata rangga cemas.
” Tidak rangga
mungkin waktu ku sudah habis.... dan sebelum aku pergi.. aku ingin bilang....
kalo aku mencintai...mu.. kamu adalah pangeran impianku dari dulu. Sampai
sekarang aku masih berpikir kalau ini hanyalah sebuah mimpi. Ini adalah mimpi
terindah yang pernah aku alami walaupun akhirnya aku.. aku tidak bisa menikmati
mimpi ini ... lagi.. Terima.. kasih.. Rangga, apakah kamu tahu apa harapan
terakhirku? Harapan terakhirku adalah aku bisa bersama denganmu. Walaupun aku
tidak bisa bersama denganmu lebih lama lagi....” Kata Tiara dengan
terbata-bata.
”Kamu jangan
bilang seperti itu.. kita baru saja baru kan memulai.. kamu tidak boleh
meninggalkanku secepat ini. Aku juga mencintaimu. Banyak hal yang belum kita
lakukan bersama. Jadi, aku mohon bertahan la..” Kata rangga sambil mengeluarkan
air mata.
” Aku sudah tidak
kuat lagi ranggaa...” Jawab Tiara dengan lemah.
” Aku harap kamu
bisa menemukan perempuan yang lebih baik dari aku... Jangan sampai kau
menderita karena kau.. aku ingin kau bahagia.. jika kau sedih begini.. aku
tidak akan merasa tenang... kamu harus berjanji kepadaku.. kamu akan hidup
bahagia..” Kata Tiara.
” Aku tidak akan
bahagia bila aku tidak bersamamu tira.. ” Jawab rangga.
” Ssst... kamu
tidak boleh seperti itu.. aku
akan sangat marah jika kamu seperti itu.. kamu janji kan akan hidup bahagia? ”kata Tiara
”baikla aku akan
berjanji.. tapi kamu harus
tetap bertahan...” Kata
rangga.
Tiara hanya
tersenyum. Akhirnya ambulans datang,tiara dimasukkan ke mobil ambulance itu. Di
dlam mobil ambulance, rangga terus memegang erat tangan Tiara. Kemudian rangga
berkata ” Bertahan la tiara...sebentar lagi kita sampai”
” Mataku berat...
aku tidak kuat lagi...” Kata Tiara sambil menutup matanya perlahan-lahan.
Di dalam tidurnya
Tiara berkata, ”Tuhan, jika engkau ingin mengambil nyawaku saat ini juga aku
ikhlas. Terima kasih karena kau telah memberikan kesempatan kepadaku untuk bisa
bersama dengan orang yang aku cintai. Walaupun itu hanya sementara, tapi aku merasa sangat senang karena itu
pinta terakhirku kepadamu. Itu harapan terakhir yang telah kau wujudkan. Terima
kasih.”
Tiba-tiba tangan
tiara terlepas dari genggaman tangan rangga. Denyut nadinya sudah tidak ada lagi. Rangga
langsung berteriak” Tiaraaa.............”.
*SELESAI*
Sumber :
http://agusrianidina19.blogspot.com/2013/01/cerpen-manusia-dan-harapan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar